Dinas Ketapang Puncak Gandeng Unipa Gelar Pelatihan Diversifikasi Pangan Lokal

K.F : Hasil produk olahan local Ilaga, berupa Kwetiauw ubi jalar, sirup markisa, sirup terong belanda, selai terong belanda, selai markisa, keripik keladi dan keripik ubi jalar.
ILAGA – Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Puncak melakukan pelatihan kepada mama-mama di Ilaga dalam rangka meningkatkan daya jual beli pangan lokal di wilayah itu.
Kegiatan ini bertajuk “Pelatihan Diversifikasi Pangan Lokal” yang dilakukan oleh Tim Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua (Fateta Unipa) di Aula Negelar Ilaga, selama dua hari, 4–5 Desember 2025.
Tim Fateta Unipa yang datang terdiri dari Ir. Gino N. Cepeda,M.Si selaku ketua tim, bersama Dr. Meike M. Lisangan, SP.,M.Si, Herlyn W.W.Leba, S.Gz., M.P. dan Selvanus Yafdas, S.TP
Membuka kegiatan, Asisten 3 Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah, Elkana Waropen S.E berharap, tim yang datang dari Unipa ini memberikan ilmu agar masyarakat lebih paham tentang diversifikasi pangan lokal.

Menurut Elkana, selama ini Kabupaten Puncak masih bergantung produksi dari luar, barang didatangkan luar, begitu juga dengan pangannya. Dengan adanya kegiatan ini, terutama ibu-ibu ini, mama-mama ini bisa paham yang namanya pengolahan pangan lokal ini.
“Dengan adanya pelatihan ini dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik itu untuk rumah tangga maupun ke depannya. Yang lebih panjang lagi adalah UMKM. Hasil produksi mereka dipasarkan lewat UMKM ini adalah peningkatan ekonomi untuk mereka,” terang Elkana.
Di sela kegiatan, Gino Cepeda, Ketua Tim Fateta Unipa mengatakan, pihaknya membawa teknologi yang bisa diterapkan oleh mama-mama dan ibu-ibu di Kabupaten Puncak. “Kami berharap teknologi tidak terlalu tinggi-tinggi, teknologi sederhana yang mudah diaplikasikan karena sesuai dengan kondisi yang ada di Kabupaten Puncak. Jadi kita akan mengolah pangan-pangan lokal yang telah tersedia di sini,” ungkapnya.

Di Ilaga ada ubi jalar, ada talas, ada sunkist, terong Belanda, dan markisa. “Itu akan kami olah menjadi berbagai produk yang sederhana dan bisa dijual untuk meningkatkan ekonomi dari masyarakat di Puncak ini,” tambahnya.
Yang paling penting, harapan Gino, selain pendapatan keluarga meningkat, menyediakan kebutuhan pangan lokal yang sudah diproduksi, yang sudah diolah menjadi produk yang siap konsumsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan di suatu saat bisa dijual ke luar Kabupaten Puncak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Puncak, Otto Alom mengatakan, hasil dari kegiatan ini, pihaknya akan bekerjasama dengan UMKM, dan hasilnya akan dikirim ke Timika untuk dijual di supermarket-supermarket yang mana yang bisa diajak bekerjasama.
Otto mengakui, saat ini dinas ketahan pangan memang belum secara massif menyediakan alat produksi yang banyak.
“Tahun depan atau yang akan datang kami akan lebih tingkatkan, akan lebih berupaya untuk mama-mama kami agar mereka tidak kalah saing dengan yang ada di luar Puncak karena ini baru pertama kami lakukan” terangnya.
Otto berharap ke depannya itu lebih banyak banyak yang mengikuti pelatihan ini agar mereka bisa jual hasilnya sendiri ke kampung-kampung sekitar Ilaga atau ke distrik-distrik mereka.

Hasil dari kegiatan ini mama-mama dapat membuat Kwetiauw ubi jalar, sirup markisa, sirup terong Belanda, selai terong Belanda, selai markisa, keripik keladi dan keripik ubi jalar.
Setelah mendapatkan hasil dari pelatihan ini, produk yang dihasilkan direncanakan akan dipamerkan dan dijual saat apel gabungan ASN di lingkungan Kabupaten Puncak di halaman kantor Bupati Puncak. (Diskominfo Puncak/GMR)